Pekanbaru (mediamelayu) – Melalui natal atau kelahiran Yesus Kristus, orang banyak mengalami kegembiraan-kegembiraan. Tetapi di balik kelahiran itu ada kematian.
Berita penyaliban dan kematian ini dicatat di sejumlah tulisan sejarawan Kerajaan Romawi, orang Yahudi dan murid-murid Yesus. Catatan yang paling detail ditemukan di kitab-kitab Injil dalam bagian Perjanjian Baru Alkitab Kristen.
Kematian Yesus dapat dilihat melalui dua cara pandang yang berbeda: Kematian Yesus sebagai peristiwa sejarah. Dan kematian Yesus sebagai bagian dari rencana Allah.
Seluruh dunia memperingati peristiwa kematian ini. Karena dunia tahu bahwa kematian-Nya untuk penebusan manusia.
Demikian disampaikan Pdt. Rudi Lainsamputy, L. M.Th, Gembala Sidang Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Jemaat Nehemia Rejosari Pekanbaru dalam khotbah memperingati Jumat Agung (memperingati kematian Yesus Kristus), Jumat 7 April 2023.
Ayat bacaan Firman Tuhan diambil dari Yesaya 52:13-53:1-12; Sesungguhnya, hamba-Ku akan berhasil, ia akan ditinggikan, disanjung dan dimuliakan. Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi, demikianlah ia akan membuat tercengang banyak bangsa, raja-raja akan mengatupkan mulutnya melihat dia; sebab apa yang tidak diceritakan kepada mereka akan mereka lihat, dan apa yang tidak mereka dengar akan mereka pahami.
Siapakah yang percaya kepada berita yang kami dengar, dan kepada siapakah tangan kekuasaan Tuhan dinyatakan? Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan Tuhan dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya.
Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kita pun dia tidak masuk hitungan.
Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.
Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi Tuhan telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian.
Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.
Sesudah penahanan dan penghukuman ia terambil, dan tentang nasibnya siapakah yang memikirkannya? Sungguh, ia terputus dari negeri orang-orang hidup, dan karena pemberontakan umat-Ku ia kena tulah.
Orang menempatkan kuburnya di antara orang-orang fasik, dan dalam matinya ia ada di antara penjahat-penjahat, sekalipun ia tidak berbuat kekerasan dan tipu tidak ada dalam mulutnya.
Tetapi Tuhan berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak Tuhan akan terlaksana olehnya.
Sesudah kesusahan jiwanya ia akan melihat terang dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul. Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.
Firman Tuhan mengajak semua orang percaya untuk bahagia, namun untuk kebahagiaan itu terkadang datang masalah atau problem dalam hidup manusia. Di satu sisi kadang senang dan gembira, namun di sisi lain menderita dan merasa sedih.
Banyak orang Kristen hanya mau senang tetapi tidak suka dengan penderitaan. Bahkan terkadang ketika sudah mengalami kesulitan mengatakan Tuhan itu tidak adil.
Filipi 1:29; Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga untuk menderita untuk Dia.
Penderitaan itu juga adalah karunia Tuhan, bukan hanya kesenangan dan kebahagiaan saja.
Kedua hal ini (penderitaan dan kesenangan) perlu dipahami bahwa kasih Allah itu ada dalam keserasian atau kesejajaran. Kegembiraan atau kesenangan dan penderitaan merupakan kasih Tuhan. Hal ini sudah dialami Tuhan Yesus.
Tuhan Yesus dianggap enteng oleh orang-orang yang menyalibkan Dia, dianggap biasa, bahkan dihina. Orang seperti ini dianggap tidak bisa jadi pemimpin. Tuhan Yesus dihina dan dicambuk.
Di sisi lain, orang dulu sampai orang sekarang masih juga minta dipimpin oleh Tuhan Yesus. Hal ini memang baik.
Bagaimana caranya mendapat pimpinan Tuhan, yaitu membaca Firman Tuhan dan berdoa. Untuk hal ini, kita harus disiplin, baik dalam membaca Firman Tuhan maupun dalam berdoa.
Pimpinan Tuhan terkadang tidak terasa tapi nyata. Ternyata kita sudah ada pada sebuah posisi. Itu adalah berkat pimpinan dan penyertaan Tuhan Yesus dalam kehidupan.
Sering kali kita mendapatkan pimpinan Tuhan di luar akal atau sangat besar. Tetapi Tuhan lebih senang melakukan yang kecil, namun ada juga hal yang besar.
Berbahagialah orang yang menjadi pilihan untuk hidup tidak bercela. Efesus 1:4; Sebab di dalam Dia, Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya.
Rancangan Tuhan dalam hidup kita begitu luar biasa. Dalam situasi penderitaan itulah kuasa Tuhan dinyatakan. Tuhan membuktikan pertolongan-Nya buat seluruh manusia yang percaya.
Kesalahan manusia yang dipikul Tuhan Yesus. Baik dosa, penderitaan, kesusahan orang percaya diambilnya, lalu ditaruh-Nya di kayu salib-Nya, sehingga kita bisa hidup atas pertolongan ini. Selamat hari Jumat Agung, Tuhan Yesus memberkati.*