PEKANBARU (mediamelayu) – Berbicara tentang konsekuensi kalau kita lihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) artinya akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dan sebagainya). Sementara itu, pemberontak artinya proses, cara, perbuatan memberontak terhadap kekuasaan yang sah, melawan atau berbuat dosa. Keseluruhannya diartikan sebagai dampak berbuat dosa terhadap Allah.
Demikian disampaikan Gembala Sidang Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Jemaat Nehemia Rejosari Pekanbaru, Pdt. Rudi Lainsamputy, M.Th dalam khotbah minggu raya, Minggu 11 Juni 2023 mengangkat sebuah tema “Konsekuensi Pemberontakan Terhadap Allah”.
Ayat bacaan Firman Tuhan terambil dari Kejadian 3:7-24; Maka terbukalah mata mereka berdua dan mereka tahu, bahwa mereka telanjang; lalu mereka menyemat daun pohon ara dan membuat cawat. Ketika mereka mendengar bunyi langkah Tuhan Allah, yang berjalan-jalan dalam taman itu pada waktu hari sejuk, bersembunyilah manusia dan isterinya itu terhadap Tuhan Allah di antara pohon-pohonan dalam taman.
Tetapi Tuhan Allah memanggil manusia itu dan berfirman kepadanya: “Di manakah engkau?”
Ia menjawab: “Ketika aku mendengar, bahwa Engkau ada dalam taman ini, aku menjadi takut, karena aku telanjang; sebab itu aku bersembunyi.”
Firman-Nya: “Siapakah yang memberitahukan kepadamu, bahwa engkau telanjang? Apakah engkau makan dari buah pohon, yang Kularang engkau makan itu?”
Manusia itu menjawab: “Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.”
Kemudian berfirmanlah Tuhan Allah kepada perempuan itu: “Apakah yang telah kauperbuat ini?”
Jawab perempuan itu: “Ular itu yang memperdayakan aku, maka kumakan.”
Lalu berfirmanlah Tuhan Allah kepada ular itu: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau di antara segala ternak dan di antara segala binatang hutan; dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu. Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan perempuan ini, antara keturunanmu dan keturunannya; keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Firman-Nya kepada perempuan itu: “Susah payahmu waktu mengandung akan Kubuat sangat banyak; dengan kesakitan engkau akan melahirkan anakmu; namun engkau akan berahi kepada suamimu dan ia akan berkuasa atasmu.”
Lalu firman-Nya kepada manusia itu: “Karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu: Jangan makan dari padanya, maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan bersusah payah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu: semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu; dengan berpeluh engkau akan mencari makananmu, sampai engkau kembali lagi menjadi tanah, karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu.”
Manusia itu memberi nama Hawa kepada isterinya, sebab dialah yang menjadi ibu semua yang hidup. Dan Tuhan Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk manusia dan untuk isterinya itu, lalu mengenakannya kepada mereka. Berfirmanlah Tuhan Allah: “Sesungguhnya manusia itu telah menjadi seperti salah satu dari Kita, tahu tentang yang baik dan yang jahat; maka sekarang jangan sampai ia mengulurkan tangannya dan mengambil pula dari buah pohon kehidupan itu dan memakannya, sehingga ia hidup untuk selama-lamanya.”
Lalu Tuhan Allah mengusir dia dari taman Eden supaya ia mengusahakan tanah dari mana ia diambil. Ia menghalau manusia itu dan di sebelah timur taman Eden ditempatkan-Nyalah beberapa kerub dengan pedang yang bernyala-nyala dan menyambar-nyambar, untuk menjaga jalan ke pohon kehidupan.
Ada beberapa hal yang perlu disampaikan dari ayat kebenaran firman Tuhan itu; pertama, bagaimana dosa masuk menguasai manusia. Kedua, akibat berbuat dosa manusia akan menanggungnya. Ketiga bagaimana supaya manusia tidak hidup dalam dosa.
Ketika iblis berbicara, kita mau mendengarnya, bukannya lari atau meninggalkannya malah membiarkan telinga kita untuk mau mendengar bujuk rayu jahat iblis. Manusia mau mendengar iblis dan melakukan perintah iblis. Manusia tidak kuat dan tidak melawan, malah menurut pada iblis. Hal inilah yang membuat manusia jatuh dalam dosa.
Strategi iblis merusak manusia dengan bermacam cara hingga kini pun masih terjadi.
Iblis menipu manusia untuk memperdaya mereka. Nah manusia terbuai dengan tipu daya iblis, manusia ingin seperti Allah. Cara inilah yang ingin mengganggu dan merusak manusia.
Manusia berambisi ingin seperti Allah. Perlu waspada dan hati-hati karena rayuan iblis selalu ada imbalan atau tawaran yang menarik. Dosa itu enak. Tapi ada tuntutan atau risikonya.
Sehingga akibat dosa itu, maka ada perasaan takut dan malu. Untuk saat ini yang terjadi adalah kerohanian dipermalukan dalam hidup.
Di tengah-tengah ketidakberdayaan manusia, di tengah-tengah dosa manusia, Allah masih mencurahkan berkat-berkatnya. Tuhan masih menyediakan makanan bagi manusia yang berdosa itu.
Bagaimana manusia supaya tidak hidup dalam dosa, pertama catatlah kelemahan pribadi apa yang sering datang dalam hidup dan didoakan.
Tuhan Yesus tidak pernah berdosa tetapi tetap digoda iblis. Dia selalu dicobai iblis Matius 4:10; Maka berkatalah Yesus kepadanya: ”Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” Lalu Iblis meninggalkan Dia, dan lihatlah, malaikat-malaikat datang melayani Yesus.
Yang ketiga, buatlah komitmen yang kuat untuk dapat dilakukan sendiri. Misalnya; hari Sabtu saya akan ibadah pemuda. Buat komitmen untuk tidak mau larut dan jatuh dalam dosa.
Keempat, bertanggung jawab pada diri sendiri. Jangan lari dari masalah.
Kelima, lupakan dosa masa lalu dan jangan larut dari peristiwa masa lalu. Amsal 19:20-21; Dengarkanlah nasihat dan terimalah didikan, supaya engkau menjadi bijak di masa depan. Banyaklah rancangan di hati manusia, tetapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati. (*)