DUMAI – Kemeriahan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Tingkat Provinsi Riau yang dilaksanakan di Kota Dumai Sabtu (5/8/2023) lalu terlihat dari banyaknya pertujukan, penampilan serta penyerahan penghargaan. Seperti penampilan Flash Mob dari Pusat Informasi dan Konseling Remaja (PIK-R) se – Dumai, Penampilan Monolog serta Penampilan Pentas Seni persembahan dari Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Dumai.
Pada peringatan Harganas Tingkat Provinsi Riau ini juga diserahkan bantuan jaminan sosial dari BPJS Ketenagaankerjaan Pekanbaru melalui Corporate Social Responsibility (CSR) Rumah Sakit Syafira kepada 3.538 Tim Pendamping Keluarga, yang diserahkan secara simbolis, selanjutnya juga diberikan apresiasi kepada 10 instansi sebagai Mitra Kerja Kota Dumai, BAZNAS serta CSR seperti perusahaan Apical, dan PT Pertamina Hulu Rokan. Dilanjutkan dengan pemberian Hadiah untuk pemenang Lomba yang diadakan oleh Perwalilan BKKBN Provinsi Riau.
Penyelenggaran Harganas tingkat Provinsi Riau Tahun 2023 dengan tema “Menuju Keluarga Bebas Stunting Untuk Indonesia Maju”, dihadiri langsung Sekretaris Utama BKKBN RI, Gubri yang diwakili oleh Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Riau, Walikota Dumai, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Riau, serta Bupati/Walikota se Riau dan pihak terkait lainnya.
Peringatan Harganas Tingkat Provinsi Riau di Kota Dumai, Sabtu (5/8/2023)
Kepala Dinas DP3AP2KB Provinsi Riau, Fariza melaporkan bahwa tujuan dari Harganas adalah mensinergikan gerak dan langkah keluarga untuk mencegah stunting, meningkatkan peran lintas sektor terkait terhadap percepatan penurunan stunting, meningkatkan kepedulian keluarga Indonesia untuk mencegah stunting, meningkatkan kinerja pengelola dan petugas bangga kencana dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat, serta memberi apresiasi bagi berbagai pihak yang telah menunjukkan kinerja, prestasi dan komitmen dalam menjalankan program bangga kecana dan pencegahan stunting.
Ditempat yang sama, Sekretaris Utama BKKBN RI, Tavip Agus Rayanto mengatakan tema peringatan Harganas tahun ini penting dan strategis. Momentum Harganas harus digunakan sebagai ajang sosialisasi dan optimalisasi fungsi keluarga di Indonesia.
Keluarga sangat berperan penting dalam mencegah stunting, pada setiap fase kehidupan. Menurutnya, penerapan delapan fungsi keluarga (agama, sosial budaya, cinta kasih, melindungi, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan) diperlukan dalam rangka mendukung upaya pemerintah dalam penanganan stunting di Indonesia.
“Jika delapan fungsi keluarga itu dilaksanakan, maka stunting bisa dicegah dan masyarakat menjadi sejahtera. Delapan fungsi keluarga itu merupakan bagian dari ketahanan keluarga dalam upaya mencegah stunting,” urainya.
Beliau mengungkapkan, persoalan stunting itu erat kaitannya dengan banyak hal. Termasuk upaya edukasi dan pencegahan terjadinya pernikahan dini atau usia pernikahan remaja dibawah usia 21 tahun.
“Maka kami selalu menyampaikan 4T adalah terlalu, yaitu jangan menikah terlalu muda atau terlalu tua, kemudin kalau punya anak jangan terlalu dekat jaraknya, dan jangan terlalu banyak,” ungkapnya.
Sementara itu, Asisten I Sekretariat Daerah Provinsi Riau, Masrul Kasmy menyampaikan bahwa dalam rangka penanganan stunting, keluarga merupakan komponen utama yang sanagat berperan dalam pencegahan maupun penanggulangannya.
“Hal ini disebabkan karena masalah gizi sangat erat kaitannya dengan ruang lingkup keluarga, mulai dari pola pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum, pada masa kehamilan, dan setelah ibu melahirkan. serta masih kurangnnya akses rumah tangga/ keluarga utuk mengkonsumsi makanan bergizi,” ucapnya.
Beliau juga mengatakan peringatan Harganas merupakan momentum yang sangat tepat dalam upaya peningkatakan komitmen bersama bagi seluruh elemen baik di bidang pemerintahan maupun masyarakat dalam upaya penguatan peran keluarga sebagai upaya percepatan penurunan stunting.
Diketahui berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, Kota Dumai telah berhasil menurunkan angka stuntingnya menjadi 12,8 persen. Hal ini tentunya mendapat apresiasi dari Sekretaris Utama BKKBN RI.
“Padahal sebetulnya targetnya adalah 14 persen pada tahun 2024, namun saat ini Dumai telah berhasil di angka 12 persen. Saya mengucapkan terimakasih karena angka ini tentunya akan menyokong angka rerata nasional pada tahun 2024 dengan target 14 persen,” ungkapnya.
Secara khusus Walikota Dumai, Faisal berterimakasih kepada semua pihak atas pencapaian pencegahan dan penurunan angka stunting di Riau, khususnya di Kota Dumai.
“Dumai itu cuma 12 persen dengan penduduk 600 ribu jiwa. Terimakasih kepada teman-teman perusahaan yang luar biasa membatu. Saya bangga karena semua kompak dalam mencegah stunting di Dumai. Berkat dukungan semua pihak, kami yakin angka stunting dibawah 10 persen di tahun 2024 akan dapat tercapai,” ucapnya.
Kegiatan ditutup dengan peninjauan pelayanan KB Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP), pameran produk Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA) , serta Pemeriksaan Kesehatan Calon Pengantin (Catin).