PEKANBARU (mediamelayu) – Adanya ajaran-ajaran yang menyesatkan umat Kristen, tentunya mengacaukan pikiran kita. Pengajaran-pengajaran menyesatkan tentang keimanan Kristen sudah ada sejak zaman dulu.
Yesus adalah dasar iman kita. Hendaklah kita memiliki pengajaran yang benar. Firman tidak sebatas kata-kata, namun bisa dilihat dan dirasakan. Yesus adalah inkranasi Allah sejati, Allah itu sendiri.
Hal ini disampaikan Pdt. Sampetua Hutasoit S.Th di Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Jemaat Nehemia Rejosari Pekanbaru, dalam khotbah minggu raya, Minggu 27 Agustus 2023.
Adapun ayat bacaan Firman Tuhan terambil dari 2 Korintus 5:11-21; Kami tahu apa artinya takut akan Tuhan, karena itu kami berusaha meyakinkan orang. Bagi Allah hati kami nyata dengan terang dan aku harap hati kami nyata juga demikian bagi pertimbangan kamu. Dengan ini kami tidak berusaha memuji-muji diri kami sekali lagi kepada kamu, tetapi kami mau memberi kesempatan kepada kamu untuk memegahkan kami, supaya kamu dapat menghadapi orang-orang yang bermegah karena hal-hal lahiriah dan bukan batiniah.
Sebab jika kami tidak menguasai diri, hal itu adalah dalam pelayanan Allah, dan jika kami menguasai diri, hal itu adalah untuk kepentingan kamu. Sebab kasih Kristus yang menguasai kami, karena kami telah mengerti, bahwa jika satu orang sudah mati untuk semua orang, maka mereka semua sudah mati.
Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia, sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang. Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan pelayanan pendamaian itu kepada kami.
Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.
Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah. Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Ketika ada perdamaian berarti ada keributan, atau kerusuhan. Yesus datang kepada kita untuk membawa pendamaian dengan Bapa. Kita sebagai duta perdamaian: pertama, ketaatan yang diuji dengan waktu sampai Tuhan Yesus datang untuk kedua kali.
Dengan memiliki ketaatan, kita mampu diuji untuk setia kepada Tuhan. Milikilah rasa takut akan Tuhan dengan setia dan tekun, taat pada Tuhan.
Kedua, harus menguasai diri. Penguasaan diri menunjukkan siapa kita sebenarnya. Kehadiran kita sebagai pembawa damai di manapun.
Jangan ada lagi nama lain atau gelar-gelar menyimpang tersemat dalam nama diri kita. Biarlah nama diri yang tercatat dalam kertas sidi yang tersemat.
Menguasai diri untuk membawa damai di tengah-tengah keluarga. Kalau pun ada yang emosi janganlah sampai lewat tangan. Jadilah pembawa damai biar orang terkesima, siapakah Tuhan orang pembawa damai ini?
Dalam hidup ini perlu adanya penguasaan diri supaya kita bisa diterima dilingkungan. Perlu kerendahan hati supaya kita diterima orang di sekitar.
Yang ketiga; mengalami perjumpaan dengan Yesus, mengalami hidup baru. Yang dulunya jahat sekarang jadi baik. Mengalami hidup baru harus ada perbuhan dalam hidup ke arah yang baik.
Orang yang mengalami perjumpaan dengan Tuhan akan mengalami perubahan hidup.
Marilah kita sebagai pembawa damai walaupun ada yang tidak terima. Kita hanya alat, tetapi Tuhanlah yang menentukan.
Kita lakukan Firman Tuhan. Jadi agen perdamaian di tengah-tengah dunia. Mari memiliki ketaatan, ketekun dan setia, menguasai diri, mengalami perjumpaan dengan Kristus. Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati.**