PEKANBARU (mediamelayu) – Apakah kita sebagai pengikut Yesus atau hanya sekedar ikut-ikutan? Mengikut Yesus, banyak pengorbanan, banyak sengsara dan derita yang akan kita alami. Tetapi kalau hanya sekadar ikut-ikutan, lebih tidak mendapatkan apa-apa sama sekali, bahkan sia-sialah hidup kita.
Hal ini disampaikan Pdt. Kristina Song, S.Th di Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Jemaat Nehemia Rejosari Pekanbaru, dalam khotbah minggu raya, Minggu 3 September 2023.
Adapun ayat bacaan Firman Tuhan terambil dari Matius 8:18-22; Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang.
Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.”
Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
Ahli taurat terlihat sangat rohani. Keinginannya seolah-olah keluar dari hatinya tentang keinginan mengikuti Yesus. Kerena dia berpikir mengikuti Yesus, segala sesuatunya itu aman dan nyaman.
Tuhan Yesus berkata sebelum mengikuti-Nya harus dipertimbangkan lagi. Sebab ikut Yesus harus mau menyangkal diri, pikul salib, dan mengikut Yesus. Kita harus siap dengan tiga risiko tersebut. Kalau ragu-ragu, percuma saja. Ada risiko yang harus dihadapi ketika mengikut Tuhan.
Inilah ujian mengikut Yesus. Mengikut Yesus bukan pilihan tetapi merupakan panggilan. Tantangan kesulitan apapun yang dihadapi, kalau terpanggil ikut Yesus akan kita lewati dengan hati bersukacita.
Terkadang ada penundaan untuk mengikut Yesus dengan alasan mau menguburkan ayahnya terlebih dahulu. Tetapi jawab Yesus ikutlah Aku, biarlah orang mati menguburkan orang mati. Mengikut Yesus adalah hal mendesak yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.
Aku mau mengikut Tuhan tetapi nantilah, aku masih sangat muda, tunggulah sebentar lagi. Hal seperti ini sering kita dengar dan bayak di tengah-tengah umat kita. Mengikut Tuhan tidak bisa ditunda-tunda.
Tuhan tahu dan paham apa yang ada di hati murid-murid-Nya. Janganlah menoleh ke belakang ketika mengikut Tuhan. Beritakan Injil dan menjadi berkat di mana saja. Sekali lagi, bahwa mengikut Yesus adalah panggilan. Tetapi yang ikut-ikutan pasti akan lari kalau ada masalah. Tetapi mengikut Tuhan dengan panggilan hati akan setia sampai mati.
Bagaimana motivasi kita selama ini dalam mengikut Tuhan? Apakah hanya sekedar ikut-ikutan mengisi waktu atau memang mau sungguh-sungguh mengikut Tuhan? Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati.***