PEKANBARU (mediamelayu) – Jadikan semua bangsa menjadi murid-Ku (pengikut-Ku) dengan beragam bahasa dan suku. Injil harus sampai kepada semua banyak bahasa dan suku. Injil bukan untuk pribadi saja atau sekelompok orang tertentu, melainkan kepada semua manusia.
Hal ini disampaikan Pdt Nio Lainsamputy M.Th, Gereja Misi Injili Indonesia (GMII) Jemaat Nehemia Rejosari Pekanbaru, dalam khotbah minggu raya, Minggu 1 Oktober 2023.
Adapun ayat bacaan Firman Tuhan terambil dari Yunus 4:1-11; Tetapi hal itu sangat mengesalkan hati Yunus, lalu marahlah ia. Dan berdoalah ia kepada TUHAN, katanya: “Ya TUHAN, bukankah telah kukatakan itu, ketika aku masih di negeriku? Itulah sebabnya, maka aku dahulu melarikan diri ke Tarsis, sebab aku tahu, bahwa Engkaulah Allah yang pengasih dan penyayang, yang panjang sabar dan berlimpah kasih setia serta yang menyesal karena malapetaka yang hendak didatangkan-Nya.
Jadi sekarang, ya TUHAN, cabutlah kiranya nyawaku, karena lebih baik aku mati daripada hidup. “Tetapi firman TUHAN: “Layakkah engkau marah?”
Yunus telah keluar meninggalkan kota itu dan tinggal di sebelah timurnya. Ia mendirikan di situ sebuah pondok dan ia duduk di bawah naungannya menantikan apa yang akan terjadi atas kota itu.
Lalu atas penentuan TUHAN Allah tumbuhlah sebatang pohon jarak melampaui kepala Yunus untuk menaunginya, agar ia terhibur daripada kekesalan hatinya. Yunus sangat bersukacita karena pohon jarak itu.
Tetapi keesokan harinya, ketika fajar menyingsing, atas penentuan Allah datanglah seekor ulat, yang menggerek pohon jarak itu, sehingga layu.
Segera sesudah matahari terbit, maka atas penentuan Allah bertiuplah angin timur yang panas terik, sehingga sinar matahari menyakiti kepala Yunus, lalu rebahlah ia, lesu dan berharap supaya mati, katanya: “Lebih baiklah aku mati daripada hidup.”
Tetapi berfirmanlah Allah kepada Yunus: “Layakkah engkau marah karena pohon jarak itu?”
Jawabnya: “Selayaknyalah aku marah sampai mati.”
Lalu Allah berfirman: “Engkau sayang kepada pohon jarak itu, yang untuknya sedikitpun engkau tidak berjerih payah dan yang tidak engkau tumbuhkan, yang tumbuh dalam satu malam dan binasa dalam satu malam pula.
Bagaimana tidak Aku akan sayang kepada Niniwe, kota yang besar itu, yang berpenduduk lebih dari seratus dua puluh ribu orang, yang semuanya tak tahu membedakan tangan kanan dari tangan kiri, dengan ternaknya yang banyak?”
Menjadi orang Kristen, kita hendaknya bisa mengasihi berbagai suku dan RAS. Sebab Tuhan mengasihi semua bangsa tanpa membedakan.
Perlu mengasihi orang lain di luar suku sendiri, tapi punya satu kepala yaitu Yesus Kristus dalam keimanan.
Tuhan Yesus mati di Golgota untuk semua konflik manusia. Kalau Tuhan menjadikan dan menciptakan sejenis, apa jadinya dunia ini tanpa warna kehidupan, artinya Tuhan menciptakan berbeda supaya bersatu dalam membesarkan gereja.
Gereja mempersatukan orang dari beragam suku, budaya, dan bahasa. Sebab hidup perlu keselamatan. Keselamatan itu hanya karena anugerah, bukan karena tambahan budaya atau suku.
Hidup ini hanya anugerah dari Tuhan. Tidak ada pengkhususan suku atau bangsa. Hanya imanlah yang menyelamatkan manusia.
Menjadi orang Kristen, jangan jadi orang yang picik, hanya untuk dirinya sendiri atau sukunya sendiri. Sebab konsep mengasihi kepada semua orang.
Allah melihat pertobatan manusia. Di pasti menerima kembali ketika bertobat dan kembali kepada Tuhan. Tuhan tetap mengasihi walau orang tersebut pernah jahat.
Yunus pernah mau lari atas misi Tuhan. Yunus marah, tetapi ketetapan Tuhan lain dari pikiran Yunus, supaya Yunus bisa melakukan misi yang diharapkan Tuhan yang dipercayakan kepada Yunus. Allah bertindak dengan naturnya sebagai pengasih.
Yunus tetap berdiri atas budaya suku atas peristiwa Niniwe, padahal Tuhan memerintahkan untuk mengasihi siapa saja tanpa membedakan suku.
Yunus diberi peringatan, Yunus di perut ikan, yunus di bawah pohon jarak, dan ulat memakan daun pohon jarak karena telah melawan Allah. Tuhan memakai alam memperingati Yunus. Pada hal Tuhan mengajari Yunus supaya memiliki hati misi. Pada hal orang Niniwe yang jumlahnya ratusan ribu lebih tidak paham dengan kasih dan kebenaran firman Tuhan. Tuhan tetap mengasihi orang Niniwe.
Untuk itu, yang perlu kita renungkan, budaya yang tidak sesuai dengan Alkitab jangan dilakukan. Belajar mengasihi. Menjadi orang Kristen mengasihi untuk dunia bukan sebatas suku saja.
Allah mengajari kita untuk mengasihi orang yang berbeda. Tuhan justru mengasihi orang yang jahat juga.
Menjadi orang Kristen jangan yang hanya tidur dengan Alkitab, tetapi tidak mengasihi dan tidak memiliki hati yang misi Injili.
Belajar untuk mengasihi jiwa-jiwa. Menjauhi konsep-konsep tentang budaya yang tidak sesuai dengan Alkitab. Tuhan Yesus ada di atas budaya. Jangan bertahan dengan konsep sendiri melawan firman Tuhan, kembalilah kepada kebenaran. Belajar mengasihi suku dan bangsa lain. Beritakan Injil kepada segala bangsa. Selamat hari Minggu dan Tuhan memberkati. ***